Setelah kran ijin pendirian stasiun televisi di buka, banyak televisi kedaerahan yang muncul. Hampir disetiam daeran Tk II memliki stasiun daerahnya sendiri. Tidak jarang daerah TK II yang memiliki lebih dari 3 stasiun televisi.
Imbasnya bagi televisi nasional, adalah mereka akan semakin efisien dalam operasional. Keadaan ini memunculkan trend baru di dunia pertelevisian untuk meleburkan diri. Terbukti setelah TV7 dan Trans TV bergabung dengan memunculkan Trans & dan Trans TV, MMC group pemilik RCTI dan Global TV menggakuisisi TPI berubah nama menjadi MNC TV, sekarang SCTV berencana merger dengan Indosiar untuk memperoleh posisi saing yang menguntungkan, selain alasan efisiensi operasional.
Rencana mergernya SCTV dan Indosiar membawa angin pasitif bagi keduanya, harga saham mereka terus menguat.
Sumber : Okezone
JAKARTA - Informasi tentang rencana merger PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) dengan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) menjadi sentimen positif untuk saham ketiga emiten tersebut pada perdagangan kemarin, Senin (21/2/2011). Tapi, akankah penguatan itu berlanjut?
Analis Asjaya Indosurya Sekuritas Reza Priyambada menilai, kenaikan pada saham-saham itu merupakan ekspektasi investor terhadap peningkatan kinerja dari emiten-emiten tersebut.
Adanya penggabungan usaha pengelola stasiun televisi tersebut diyakini akan membuat persaingan media semakin kompetitif. "Ini akan meningkatkan gairah dan peta persaingan dalam industri media visual semakin menguat," tutur Reza saat dihubungi di Jakarta.
Pada penutupan perdagangan Senin (21/2/2011), saham IDKM naik Rp60 atau 6,3 persen ke level Rp1.010. Frekuensi perdagangan saham ini tercatat 786 kali dengan 38.796 lot diperdagangkan senilai Rp19,213 miliar.
Saham SCMA ditutup naik Rp300 atau 8,5 persen ke posisi Rp3.800. Frekuensi perdagangan terpantau 28 kali dengan 1.825 lot diperdagangkan atau senilai Rp3,277 miliar. Sementara EMTK naik Rp160 atau 13,5 persen ke level Rp1.340 per saham.
Di Indosiar Karya Media, keluarga Salim menguasai saham 27,24 persen melalui PT Prima Visualindo. Pemegang saham lainnya Citibank Singapura dengan kepemilikan 8,5 persen, PT Dinamika Usaha Jaya 5,09 persen, dan investor publik memiliki 59,17 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar